Di akhir abad ke-17 Semarang menjadi salah
satu tujuan utama imigran Tiongkok, setelah Batavia dan Surabaya. Sebagai salah
satu kota penting di Jawa, Semarang merupakan kota pelabuhan dan administrasi
penting di Jawa dan hal ini tentu saja menarik perhatian bangsa asing. Umumnya,
setelah berdagang melalui Malaka, para pedagang akan menlanjutkan perjalanannya
menuju beberapa kota pelabuhan di Jawa, dan Semarang menjadi salah satu
pelabuhan yang dikunjungi.
Orang
Tiongkok yang pertama kali datang ke Semarang adalah Sam Po Tay Djin. Bukti
dari kedatangan Sam Po Tay Djin adalah Klenteng Sam Po Kong yang terdapat di
Gunung Batu, Simongan. Para orang Tiongkok yang mayoritas pedagang, tinggal di
daerah sekitar klenteng, mereka mendominasi perdagangan di Semarang.
Di saat yang bersamaan, VOC berkuasa juga di
Semarang dan mendomnasi perdagangan di Semarang Kota. VOC menguatkan peran
pedagang Tiongkok dengan berbagai perlakuan khusus karena VOC senang melakukan
kerja sama dagang dengan Tiongkok. Selain Tiongkok terdapat juga pedagang dari
Arab dan India (Koja).
Meski hidup di tanah sendiri, ketika bersaing
dengan pedagang dari bangsa lain, pedagang pribumi mendapatkan diskriminasi terutama
lewat kebijakan dari Belanda. Ketika kekuasaan VOC diambil alih oleh Pemerintah
Belanda terdapat beberapa kebijakan yang sangat diskriminatif, yakni perbedaan
ras penduduk. Ras tertinggi adalah Eropa, kemudian di bawahnya terdapat ras
Timur Jauh, seperti Tiongkok, Arab, dan India, kemudian kelas yang paling
rendah adalah pribumi.Sumber berbagai sumber
0 comments :
Post a Comment